BAZNAS Batang Hari

Kecerdasan Buatan dan Islam: Apakah AI Bertentangan dengan Ajaran Islam?

09/01/2025 | Humas BAZNAS

Kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan aplikasi mulai dari mesin pencari, kendaraan otonom, hingga sistem rekomendasi yang digunakan dalam platform media sosial dan e-commerce. Namun, muncul pertanyaan besar di kalangan umat Islam: apakah penggunaan kecerdasan buatan sesuai dengan ajaran Islam? Dalam artikel ini, kita akan menggali bagaimana Islam melihat penerapan AI, serta pertanyaan moral dan etika yang muncul seiring dengan penggunaan teknologi ini.

Perspektif Islam terhadap AI

Dalam memahami apakah AI bertentangan dengan ajaran Islam, kita harus mengkaji beberapa aspek dasar Islam yang berkaitan dengan moralitas, etika, dan tujuan hidup manusia.

1. Konsep Manusia dan Kemuliaannya dalam Islam

Islam menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia di antara ciptaan Allah (QS. Al-Isra: 70), dengan kemampuan untuk berpikir, merenung, dan memilih. Hal ini memberi hak dan kewajiban untuk bertindak sesuai dengan kehendak Allah.

  • AI tidak memiliki ruh atau jiwa, yang merupakan bagian penting dari manusia menurut Islam. Oleh karena itu, AI tidak dapat memiliki kesadaran atau keinginan dan ini mengarah pada pertanyaan tentang apakah AI bisa menjadi agen moral? Dalam pandangan Islam, hanya manusia yang memiliki tanggung jawab moral di hadapan Allah.
  • Tugas manusia adalah menjadi khalifah di bumi, yang berarti mengelola sumber daya alam dan teknologi demi kebaikan umat manusia (QS. Al-Baqarah: 30). AI dapat dilihat sebagai alat untuk membantu umat manusia dalam menjalankan tugas ini, selama penggunaannya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

2. Etika Penggunaan Teknologi dalam Islam

Islam sangat menekankan pada penggunaan teknologi yang bermanfaat dan tidak merugikan umat manusia. Dalam hal ini, AI sebagai teknologi bisa dilihat sebagai alat yang dapat digunakan untuk kebaikan, seperti dalam sektor kesehatan, pendidikan, dan pengelolaan sumber daya alam. Namun, hal ini juga membawa pertanyaan etis mengenai bagaimana AI digunakan.

  • Keadilan (Adil): Islam mengajarkan pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan. Teknologi, termasuk AI, harus digunakan untuk mendukung keadilan sosial dan tidak boleh digunakan untuk menindas, menipu, atau merugikan orang lain.
  • Privasi (Hifz al-Mal dan Hifz al-A'radh): Islam sangat menghargai privasi dan hak individu. Salah satu isu utama yang muncul dengan penggunaan AI adalah pengumpulan data pribadi. Oleh karena itu, perlu ada regulasi yang jelas untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan tidak disalahgunakan dan tetap menjaga kehormatan dan privasi individu.
  • Mencegah Kemungkaran (Maqasid al-Shariah): AI harus digunakan untuk mencegah kemungkaran dan mempromosikan kebaikan. Misalnya, AI bisa membantu mengurangi kejahatan, korupsi, dan ketidakadilan sosial, tetapi bisa juga disalahgunakan untuk manipulasi informasi, penyebaran kebencian, atau diskriminasi.

3. Tantangan Moral dan Etika dalam Penggunaan AI

Tantangan terbesar dalam penerapan AI dari perspektif Islam adalah pertanyaan tentang moralitas dan keadilan dalam pengambilan keputusan oleh mesin. Beberapa isu yang perlu dipertimbangkan:

  • Keputusan yang Diambil oleh Mesin: Dalam banyak aplikasi AI, keputusan dibuat oleh algoritma yang terkadang sulit dipahami oleh manusia. Misalnya, dalam sistem AI yang digunakan untuk penentuan kredit atau pekerjaan, terdapat potensi bias yang bisa merugikan golongan tertentu. Islam mengajarkan bahwa setiap keputusan harus berlandaskan pada keadilan dan transparansi.
  • Penyalahgunaan AI: AI bisa digunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti dalam pengembangan senjata otomatis atau aplikasi yang merusak moral dan sosial. Dalam hal ini, umat Islam harus berhati-hati dalam memastikan bahwa teknologi ini tidak digunakan untuk menghancurkan kemanusiaan atau menyebarkan kebencian.

4. AI dalam Bidang Agama: Aplikasi dan Tantangan

AI juga mulai digunakan dalam bidang agama Islam, misalnya untuk:

  • Aplikasi Pembelajaran Al-Qur'an: Aplikasi berbasis AI yang membantu umat Islam dalam mempelajari Al-Qur'an, memahami tafsir, dan mempelajari hadits. Penggunaan AI ini dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan agama dan mempercepat proses pembelajaran.
  • Pengembangan Fikih Digital: Teknologi AI dapat digunakan untuk membantu umat Islam dalam menjawab pertanyaan fikih, meskipun hal ini membutuhkan pengawasan dari para ulama dan ahli agama yang berkompeten agar tidak terjadi kesalahan dalam interpretasi.

AI dalam Islam pada dasarnya tidak bertentangan dengan ajaran agama, asalkan digunakan dengan bijak dan dalam batasan moral yang jelas. Sebagai alat, AI dapat menjadi sarana untuk kemajuan umat manusia jika dimanfaatkan untuk kebaikan, keadilan, dan kemaslahatan. Namun, penggunaannya harus didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang melindungi hak-hak individu, menghargai moralitas, dan tidak merusak tatanan sosial.

Sebagai umat Islam, kita perlu terus mengawasi bagaimana teknologi ini berkembang dan memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang mendukung kehidupan yang lebih baik sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.

KABUPATEN BATANG HARI

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12